Melangkah Ke Perantauan Mencari Jalan Hidup

Disaat sekolah disetiap orang pasti pernah merasakan kebosanan. Dan segera mungkin ingin pergi menjelajah keluar lingkungan yang biasa dia berada. Mencari lingkungan baru untuk mendapatkan paling tidak pengalaman baru. Pengalaman yang bisa untuk memberikan manfaat diwaktu mendatang.

Setiap orang pasti mempunyai impian yang ingin dicapai. Seperti saya juga mempunyai impian yang besar yang ingin sekali saya capai. Semua dimulai disaat masih duduk dibangku SMA. Ingin sekali menjadi seorang pengusaha yang sukses dan mandiri. Saya mencoba memantapkan hati saya untuk memilih jalan mana untuk mencapai impian tersebut. Dan yang terfikirkan adalah melanjutkan ke jenjang yg lebih tinggi. Saya ingin masuk ke UNNES dengan mengambil jurusan Akuntasi.

Namun keadaan memaksa untuk mundur. Di saat teman sibuk mencari tempat perkuliahan yang segera ingin mereka singgahi esok. Saya hanya bisa terdiam, mungkin kalau saya mampu (secara materi) saya akan sesibuk seperti yang lainnya.

Keadaan keluarga saya dibilang berkecukupan. Hanya saja ada yang mengganjal dipikiran saya. Melihat kedua orang tua saya yang sudah tidak lagi muda,yang sudah mulai rapuh dimakan usia. Saya tak tega jika harus memaksa kehendak saya untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Karena keadaan yang seperti itu saya pun mengurungkan niat dan mencari jalan lain.

Akhirnya saya pun hanya bisa pasrah dan berusaha menjalani apa yang ada. Lalu, Ada yang pernah mengatakan kepada saya “kalau tidak pergi kemana-mana tidak akan menjadi apa-apa”. Dari kata-kata tersebut mulai tergerak hati saya, “iya, sepertinya saya harus mencoba, mencari dan meraihnya untuk menjadi orang yang sebenarnya”. Kita tidak tahu besuk kedepannya akan seperti apa, dan memang tidak ada yang tahu. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui yang tahu segalanya, kita (manusia) hanya bisa melakukan yang terbaik, berdoa dan berusaha.

Semua masih saya pikirkan. Saya juga masih ingin bisa kuliah besuk. Tidak apa jika disambi dengan kerja separuh waktu. Lalu terfikirkan untuk mencari pekerjaan di kota tetangga, “ya mungkin setahun cukup untuk ditabung dan selanjutnya baru berani untuk studi ke jenjang berikutnya”. Untuk kedepannya berencana mencari kerja paruh waktu pas kuliah besok. Dan semoga semua lancar. Mencoba memantapkan hati, menjalani seperti aliran air.

Menjelang kelulusan ada teman dari bekasi. Bercerita banyak hal. Kalau Bekasi itu pabrik-pabrik banyak. Kalau Bekasi itu mendapatkan pekerjaan juga tidak terlalu susah, ditambah di Bekasi yang UMRnya paling besar saat itu.

Masih belum mantap hati saya bila harus pergi jauh jauh meninggalkan kedua orang tua. Niatnya pertama mencari di kota tetangga. Tapi dipikir-pikir gajinya kalah besar dengan Bekasi. Masih dalam perenungan dan musyawah keluarga, saya menanti waktunya besuk harus kemana.

Dan akhirnya waktu kelulusan pun tiba. Jadi niat untuk menunda masuk ke jenjang selanjutnya pun dengan lapang dada saya terima. Kecewa memang tapi ini hidupku sudah digariskan oleh takdir. Hidup itu harus diperjuangkan, jangan pernah menyerah dengan keadaan.

Selepas lulus SMA diakhir bulan mei saya mulai kerja di Warnet (warung internet). Kecil memang gaji saat itu. Hanya saja saya menyayangkan jika harus tidak melakukan apa-apa. Tidak apa sedikit yang terpenting dapat masukan dan ada kesibukan.

Awal Juni kakak saya yang kedua berangkat ke Bekasi (saya mempunyai 2 kakak,dan semua laki-laki, dan yang pertama sudah berkeluarga). Dia (kakak kedua) pergi ke Bekasi bersama teman yang dari bekasi tadi. Sedangkan saya masih tinggal di rumah menemani kedua orang tua saya.

Sampai 3 bulan kemudian saya masih menghabiskan sebagian waktuku untuk berjaga di Warnet. Betah –betah saja kerja di Warnet, ya karena dari pekerjaan yang tidak berat dan malah kita bisa mencari hiburan melalui internet.

Setiap hari mulai kerja dari jam 9 pagi hingga menjelang magrib. Sebetulnya waktu itu saya belum paham betul alias masih gaptek soal komputer dan internet. Hanya sekedar bisa, tapi Alhamdulillah tidak ada masalah (dikomputer) serius. Dan kalau ada masalah paling tidak saya menyuruh penggunanya pindah ke komputer yang lain. Daripada resiko lebih baik cari amannya.

Disaat lebaran, kakak saya pulang dan mengajak saya untuk ikut ke Bekasi. Karena itu saya putuskan untuk tidak lagi kerja di Warnet tersebut. Saya memutuskan kerja di Bekasi karena berbagai alasan. Salah satunya karena UMK (Upah Minimum Kabupaten) jauh lebih besar dari kota tempat saya tinggal, malah hampir dua kalinya. Disisi lain Karena kakak saya yang sudah dapat kerja di Bekasi juga.

Setelah memutuskan dan membulatkan tekad, saya meminta restu kedua orang tua saya. Keputusan yang berat harus meniggalkan kedua orang tua di kampung halaman. Selang satu minggu dari hari lebaran kami berdua ( saya dan kakak saya) berangkat dengan menaiki kereta. Sedih disaat berpamitan, tak kuasa menahan air mata menetes sendirinya.

Sore hari itu kami berangkat ditemani hujan rintik yang mulai reda. Hanya satu harapanku, saya ingin menjadi orang yang sebenarnya. Yang bisa sukses dengan usaha dan kerja keras untuk bisa membahagiakan kedua orang tua saya. Dan berharap memajukan perekonomian keluarga. Merubah nasib dan menjadi lebih baik.

2 Comments

  1. tanpa nama July 23, 2016
    • fajri July 23, 2016

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.