Daftar Isi Contents
Muncul berbagai pertanyaan diantara kita mengenai kehidupan berumah tangga, disalah satunya adalah jika yang menjadi ibu rumah tangga itu bergelar sarjana? Apa tidak sayang dengan gelar yang didapat dengan susah payah itu hanya untuk dipajang atau disimpan?
Menjadi ibu rumah tangga dengan memiliki gelar sarjana tentu kita harus siap menghadapi berbagai pertanyaan seperti itu. Menjadi ibu rumah tangga dengan gelar sarjana seakan menjadikan keputusan yang pantas disayangkan.
Segala pertanyaan yang terlontar untukmu tadi seakan mempengaruhimu untuk berpikir ulang. Pertanyaan-pertanyaan itu membuatmu berpikir dan mengenang perjuanganmu dulu dan orang tuamu yang sudah susah payah menyekolahkan kamu.
Akan tetapi percayalah, menjadi ibu rumah tangga meskipun kamu mempunyai gelar sarjana itu tidak ada yang perlu disayangkan.
1. Keputusan menjadi ibu rumah tangga itu datangnya dari hati.
Sudah menjadi keputusan hati untuk menjadi ibu rumah tangga. Awalnya mungkin kamu pribadi yang memiliki segudang mimpi dan mempunyai banyak rencana untuk masa depan, dan banyak hal yang ingin kamu lakukan selepas lulus kuliah. Ingin memiliki pekerjaan impian yang selalu kamu nanti-natikan, namun tanpa diduga, datang seseorang yang menawarkanmu masa depan bersamamu.
Kamu tak sanggup menolaknya. Setelah resmi menikah dan menjadi istri, sudut pandangmu pun akan berubah. Segudang pertanyaan dan rencana besar yang dulu pernah datang padamu, tanpa adanya paksaan akan hilang tertutupi keputusanmu. Bahwa menjadi ibu rumah tangga itu merupakan keputusan sederhana yang datang dari hati.
2. Kamu ingin mewariskan kebahagiaan yang sama pada anak-anakmu nanti, seperti dari yang diberikan orang tuamu kepadamu.
Akan datang perasaan kepadamu, ingin rasanya membahagiakan anak-anakmu seperti ibumu membahagiakan kamu. Rasa hangatnya kasih sayang orang tuamu kepadamu dulu ingin kamu berikan juga kepada anak-anakmu.
Perhatian orang tuamu tumbuh mendampingimu. Seorang ibu memilih keputusan untuk meninggalkan pekerjaannya demi mengurus keluarga. Kamu pasti juga akan memiliki tekad dan pemikiran yang sama untuk melanjutkan kebahagiaan yang sama kebada anak-anakmu.
Alasan seperti itulah yang akan membuat kamu lebih kuat untuk lebih fokus menjadi ibu rumah tangga. Menjadi ibu rumah tangga bukan lagi menjadi beban, karena kamu akan merasakan kebahagiaan yang tak terkira menjalani hidup bersama keluargamu di rumah.
3. Sering kali kita akan mendengar “Kenapa tidak kamu serahkan saja kepada baby sister untuk mengurus anak-anakmu?”
Pertanyaan seperti itu akan kerap menghampirimu yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga. Pertanyaan penuh logika, dan kamu hanya perlu menjawabnya dengan logika juga.
Kamu perlu menyadari, berharganya anak-anakmu dan melihat tumbuh kembangnya mereka. Apa kamu rela menitipkan hartamu yang paling berharga seperti itu kepada orang lain? Kamu tentu enggan menitipkan perhiasanmu yang paling berharga kepada orang lain kan?
4. Kadang pertanyaan yang menyakitkan juga akan ditujukan kepadamu, “apa kamu tidak merasa sia-sia kepada usaha orang tuamu yang sudah susah payah menyekolahkanmu?”
Memang tidak mudah menjawab pertanyaan seperti itu. Terutama untukmu anak sulung yang menjadi tulang punggung keluarga. Kamu akan dihadapkan pada dua pilihan.
Pilihan itu adalah fokus mengurus anak dan suami atau membantu perekonomian orang tua yang sudah dalam masanya menikmati hari tua. Yakinlah pada niat tulusmu pasti keduanya bisa kamu jalani. Kamu dapat mencoba membangun bisnis di rumah sambil tetap fokus mengurus keluarga.
5. Sering yang akan membuatmu iri adalah ketika melihat temanmu bebas mengembangkan diri, sedangkan kamu sudah dihadapkan dengan tanggung jawab sebagai istri.
Perasaan iri akan sering kamu rasakan ketika melihat teman-teman seperantaraanmu bebas bermain. Sementara kamu melihat dirimu sendiri sudah dihadapkan tanggung jawab yang besar sebagai istri dan menjadi seorang ibu.
Meski kamu iri melihat mereka, yang terpenting untuk saat ini adalah tidak ada yang akan membuatmu lebih bahagia menghabiskan waktu bersama anak dan suami. Jika kamu rindu berkumpul dengan teman-temanmu, kamu masih bisa mengatur waktu untuk bertemu dengan mereka bukan.
6. Yang lebih membuatmu bangga harusnya adalah karena dirimu yang mempunyai gelar sarjana. Bukankah untuk menghasilkan anak yang cerdas juga diperlukan ibu yang cerdas juga?
Banyak diantara kalian mungkin minder jika mempunyai gelar sarjana namun hanya menjadi ibu rumah tangga. Padahal kalian harus bangga. Karena kita tahu untuk mnghasilkan anak yang cerdas, dibutuhkan sosok ibu yang cerdas juga.
Seorang ibu yang berpendidikan mempunyai potensi lebih besar untuk menghasilkan anak yang cerdas. Di mana anak-anak tersebut memiliki potensi besar untuk sukses dimasa depannya.
Jadi, berbanggalah kalian menjadi ibu rumah tangga meskipun bergelar sarjana. Tidak ada yang perlu disayangkan. Jangan banyak-banyak memikirkan pertanyaan dan gagasan orang lain. Fokus saja pada jalan tulusmu untuk keluarga demi menciptakan anak-anak yang sukses di masa depannya.
Baca juga :
- Tak Perlu Resah, Karena Jodoh Kamu Sebenarnya Tidak Pernah Jauh Darimu
- Hal-hal yang Akan Kamu Rasakan Jika Ditinggal Nikah Sama Mantan atau Gebetan
Sekian, semoga artikel di atas bermanfaat dan bisa menjadi inspirasi untuk kita semua. Tidak ada yang perlu disesalkan menjadi ibu rumah tangga meskipun dirimu bergelar sarjana, pastinyaa tidak ada yang akan sia-sia begitu saja.
Aku juga seorang ibu rumah tangga 🙂
Thanks for sharing.
Sama-sama, semoga bermanfaat 🙂